Benarkah..?? Yahoo Dilaporkan Telah Menyerahkan Data Pengguna Ke Badan Intelijen AS

Berita Terkini - Salah satu raksasa teknologi, Yahoo, dilaporkan telah memata-matai para penggunanya dengan cara memberikan jutaan akun e-mail secara rahasia kepada pemerintah Amerika Serikat (AS). Hal ini dilakukan dengan program perangkat lunak untuk mencari e-mail masuk yang berisi informasi spesifik.

Dua orang mantan pegawai Yahoo menyebutkan jika hal ini dilakukan atas permintaan salah satu dari Badan Keamanan Nasional atau Biro Investigasi Federal (FBI). Undang-Undang (UU) AS memiliki kemungkinan jika badan intelijen negara memerintahkan perilisan data pengguna yang dipercayai dapat mencegah serangan teroris.

Perusahaan-perusahaan teknologi seperti Yahoo dapat menggugat perintah tersebut lewat Pengadilan Intelijen Asing secara tertutup. Akan tetapi, kedua orang mantan pegawai Yahoo itu tidak mengetahui pasti informasi pengguna seperti apa yang diserahkan kepada badan intelijen negara.

Pilihan CEO Yahoo Marissa Mayer untuk mematuhi UU tersebut membuat pergolakan di dalam manajemen perusahaan teknologi asal San Fransisco itu. Pergolakan berujung pada hengkangnya Kepala Keamanan Informasi Alex Stamos pada Juni 2015.

“Yahoo adalah perusahaan yang mematuhi hukum, dan bergerak sejalan dengan UU yang berlaku di Amerika Serikat,” bunyi pernyataan resmi Yahoo merespons isu tersebut, seperti dimuat Reuters, Rabu (5/10/2016).

Menurut para ahli, ini merupakan pertama kalinya kasus tersebut menimpa perusahaan berbasis internet di AS. Berdasarkan UU yang disahkan pada 2008, termasuk UU Pengawasan Intelijen Asing, badan-badan intelijen diijinkan unuk meminta penyedia jasa internet dan layanan telepon di AS untuk menyediakan data pengguna untuk membantu pencegahan dari serangan teroris.